Bicara mengenai air terjun di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, memang tiada habisnya. Tercatat, sekitar 60 air terjun ada di wilayah ini. Di Desa Karang Dalam, misalnya. Desa yang luasnya 10,43 kilometer persegi yang secara administratif berada di Kecamatan Pulau Pinang, ini memiliki empat air terjun yang indah.
Air Terjun Bidadari, salah satu yang unik. Berada di tengah hutan, air terjun ini memiliki tujuh puncak dengan tiga kolam pemandian. Untuk bisa ke air terjun yang biasa disebut warga dengan nama “Ayek Asam” ini, pengunjung dapat menempuhnya dengan kendaraan bermotor selama 15 menit. Dari Kota Lahat, jaraknya sekitar 16 kilometer. Sesampainya di Desa Karang Dalam, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati kebun kopi, lalu menembus hutan sekitar kurang dari 30 menit.
Kepada setiap pengunjung, warga menerapkan aturan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Hanya itu!
“Sampah dikumpulkan dalam kantong saja, lalu dibawa pulang dan dibuang di tempat sampah yang ada di Desa Karang Dalam ini,” kata Marin, tokoh desa setempat, akhir pekan ini.
Air Terjun Bidadari memiliki ketinggian sekitar 30 meter dengan lebar kolam 15 meter. Dari kolam inilah air mengalir ke Sungai Lematang melalui sungai kecil.
Di tepian sungai, tumbuh pohon-pohon rindang membentuk sebuah goa, sehingga membuat suasana semakin teduh. Pepohonan yang tumbuh antara lain mahoni dan bambu. Selama di air terjun, ditemukan juga sejumlah jenis burung madu, jenis bondol, dan kupu-kupu.
Di sekitar lokasi Air Terjun Bidadari, terdapat enam air terjun lagi. Tiga di antaranya, Air Terjun Bujang Gadis dengan ketinggian empat meter, Air Terjun Naga dengan ketinggian sekitar 10 meter, dan Air Terjun Sumbing dengan ketinggian sekitar 35 meter.
Untuk Air Terjun Bujang Gadis berjarak lebih kurang 30 meter dari Air Terjun Bidadari. Air Terjun Sumbing berjarak kurang lebih 80 meter, dan Air Terjun Naga sekitar 50 meter dari Air Terjun Sumbing.
Menurut Marin, hutan di sini sangat dijaga warga. Sulit ditemukan bekas tebangan pohon. Jika pun ada pohon yang roboh itu dikarenakan usianya yang sudah tua. “Pemandangan di sekitar lokasi air terjun dijaga kebersihannya sehingga bersih dan bebas dari sampah.”
Marin melanjutkan, keberadaan air terjun dan hutan di Desa Karang Dalam merupakan potensi besar yang harus dijaga kelestariannyannya. “Sebab, di desa ini tidak ditemukan adanya kandungan batubara atau emas yang dapat ditambang sebagaimana wilayah Lahat lainnya,” jelas Marin.
Kecemasan Marin memang beralasan. Mengingat, Lahat merupakan wilayah yang bertebaran tambang batubara. Potensinya? Marwan Mansyur, Wakil Bupati Lahat, saat menjabat Asisten I Kabupaten Lahat, pernah mengatakan, potensi batu bara di Lahat, selain di Kecamatan Merapi Barat, Merapi Timur, Kota Lahat, Pulau Pinang, Kikim Barat, Gumay Talang, serta Kikim Timur, potensinya mencapai 2,9 miliar ton. Wah!
air terjun bidadari
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: