Call Our Toll-Free Number: 123-444-5555

gunung ciremei

http://tngciremai.com/wp-content/uploads/2016/01/p4130087.jpg

Gunung Ciremai sebagai tiang penopang bumi langit Parahyangan setinggi 3078 meter diatas permukaan air laut (mdpl), berdiri tegak menjulang berani seorang diri paling timur di tanah sunda, menghadap ganasnya arus Laut Jawa : merupakan salah satu gunung favorit untuk di jejaki oleh para petualang pendakian. Terbukti ada 2 momen dalam satu tahun dimana pendaki dari berbagai penjuru menyesaki gunung ciremai yaitu Peringatan Kemerdekaan RI-17 Agustus dan Pergantian Tahun.

Setiap hari, admin tak kurang menerima email 8-10 calon pendaki yang bertanya mengenai informasi pendakian gunung ciremai seperti “Pendakian dibuka atau tidak?” atau “minta no hp kontak person”.

Hal ini meyakinkan kami bahwa memang begitu tingginya animo masyarakat terhadap kegiatan pendakian.

Data jumlah pendaki pada pergantian tahun 2015 adalah ± 3000 orang pendaki dari 3 pintu masuk jalur pendakian (Linggasana, Apuy, Palutungan dan Linggarjati). Jumlah itu belum ditambah pendakian pada akhir pekan. Selain meningkatnya PNBP, banyaknya jumlah pendaki sudah tentu membawa berbagai permasalahan seperti sampah plastik yang bertumpuk di tiap pos atau shelter. Yang paling parah adalah kejadian kebakaran hutan di puncak gunung yang menghebohkan pada bulan Agustus lalu. Api di puncak ciremai melalap hamparan vegetasi edelweis dan cantigi. Petugas gabungan dibuat sangat kerepotan dan perlu waktu 2 minggu untuk mengendalikan kebakaran tersebut.

Banyaknya jumlah pendaki juga mengakibatkan rusaknya jalur pendakian. Sebagai gambaran saat ini seluruh jalur pendakian yang ada di gunung ciremai adalah berupa cekungan mirip sungai yang kering dan kita berjalan diantara dua dinding setinggi ± 2 meter.

Selain itu pengelolaan pendakian yang melibatkan masyarakat sekitar sebagai  mitra pemberdayaan belum berjalan optimal. Maklum pembinaan dan pengawasan dari Balai TNGC juga belum optimal.

Beberapa permasalah dalam pengelolaan pendakian saat ini diantaranya :

  •     Sampah plastik/anorganik : meskipun secara rutin diberikan himbauan, kantong sampah dan sanksi kepada pendaki, namun tetap saja pada prakteknya masih banyak ditemukan sampah plastik yang bertumpuk di pos-pos pendakian. Mitra Pendakian Gunung Ciremai (MPGC) selalu sigap mengangkut dan membersihkan jalur pendakian. Namun hal ini tidak menyurutkan niat pendaki untuk berhenti meninggalkan sampahnya di gunung.
  •     Quota : berdasarkan keputusan Kepala Balai bahwa jumlah pendaki ke gunung ciremai dibatasi 1.500 orang/hari (Palutungan : 400 orang/hari, Apuy : 400 orang/hari, Linggarjati : 500 orang/hari dan Linggasana : 200 orang/hari). Pada kenyataannya hal ini sering diabaikan.
  •     Ego Sektoral : MPGC satu dan yang lainnya sering berebut dalam hal promosi kepada calon pendaki. Memang sampai dengan saat ini masih dalam persaingan yang wajar. Namun harus diingat bahwa saingan yang sesungguhnya adalah pendakian gunung di daerah lain.

0 komentar:

About

Iklan

Contact Details